Sebuah lukisan tua berusia lebih 500 tahun yang digantung di salah
satu sudut dinding Museum Louvre di kota Paris, Perancis terus
menjadikan misteri yang membingungkan khalayak ramai hingga saat ini.
Lukisan cat minyak tersebut menggambarkan seorang gadis yang tidak
dinafikan lagi kecantikannya.
Dia kelihatan menghadap ke arah pelukis dengan kedua pergelangan
tangannya dirapatkan antara satu sama lain. Sekitar 1503, lukisan itu
dibuat oleh Da Vinci.
Da Vinci itu tidak menyelesaikan dengan singkat lukisan tersebut,
ketelitian serta berbagai penekanan dalam proses menghasilkan karya seni
tinggi yang menyebabkan lukisan berjudul ‘Mona Lisa’ itu rampung empat
tahun kemudian. Kini, setelah lebih dari 500 tahun berlalu, lukisan
agung dengan lebar 53 cm dan panjang 77 cm itu tergantung di balik
cermin yang terlindungi. Sebelum dipindahkan ke suatu galeri khusus pada
April 2005, jutaan wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi Museum
Louvre semata-mata hanya ingin melihat potret yang penuh dengan misteri
dan enigma itu.
Selain kekaguman akan karya seni yang memukau, tanda tanya pasti ada
dibenak orang-orang yang memerhatikan dengan teliti raut wajah pada
lukisan tersebut. Banyak yang mengatakan, jarang sekali manusia yang
memiliki senyuman “semisteri” senyuman Mona Lisa. Bentuk senyuman itu
tampak berbeda apabila dilihat dari sudut yang berlainan berlainan.
Ketakjuban akan senyuman itu menyebabkan ia menjadi suatu obyek
penelitian. Para ahli psikologi dan pengkaji seni berusaha untuk
menafsirkan makna di sebalik senyuman Mona Lisa. Sudut-sudut terkecil
dalam lukisan berkenaan diteliti demi upaya untuk membongkar rahasia
yang menyelubungi lukisan wanita tersebut. Dengan kecanggihan teknologi
olah digital, sosok didalam lukisan direka ulang untuk mengetahui
perasaan sang model ketika ia melepaskan senyuman seunik itu.
Program komputer yang dikembangkan di Universitas Illinois dan
Universitas Amsterdam membandingkannya dengan berbagai ekspresi wajah
manusia. Mengukur dengan sangat teliti bentuk seperti lengkungan bibir
dan kerutan sekitar mata untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Hasilnya,
program ‘pengenal emosi’ itu memberikan kesimpulan bahwa wanita dalam
lukisan Da Vinci tengah berada dalam beberapa kondisi emosional, 83
persen dikatakan gembira, sembilan persen muak, enam persen takut dan
dua persen marah.
Pada tahun 2003 ilmuwan dari Harvard University mengatakan bahwa cara
mata-nya memandang membuatkan senyuman Mona Lisa hanya tampak unik
ketika seseorang memandang bagian lain dari lukisan tersebut. Baru-baru
ini pula, sekumpulan penyelidik Kanada mencoba membongkar misteri dengan
mengasumsikan bahwa senyuman Mona Lisa sebagai tanda kegembiraan wanita
yang baru saja melahirkan anak keduanya.
Asumsi tersebut berdasarkan penemuan beberapa pengkaji yang mengamati
bagian lukisan menggunakan cahaya inframerah dan teknik tiga dimensi.
Dengan teknik-teknik itu, mereka dapat melihat goresan cat lapisan demi
lapisan yang dihasilkan Da Vinci, selain menjumpai bagian yang tidak
dapat dilihat mata kasar.
“Dari pengamatan yang sangat mendalam terhadap lukisan, jelas
terlihat bahwa baju yang dikenakan oleh obyek lukisan dilapisi kain kasa
lutsinar,” ujar Bruno Mottin dari Pusat Penelitian dan Restorasi Museum
Perancis. Kain jenis ini banyak dipakai wanita di Italia yang sedang
mengandung atau baru saja melahirkan pada abad ke-16.
Selain senyumannya yang unik, satu lagi keistimewaan gaya lukisan Da
Vinci. Bola mata Mona Lisa seakan-akan sentiasa memandang ke arah
pengunjung dari setiap arah dan sudut manapun mereka memerhatikan
lukisan.
Akan tetapi, misteri yang dikatakan paling utama dari lukisan
tersebut adalah siapakah wanita yang dijadikan model oleh Da Vinci
tersebut?
Sebuah teori mengatakan sang wanita gembira kerana baru saja
melahirkan anak kedua-nya. kemudian dikaitkan bahwa model Mona Lisa
sebenarnya ialah Lisa Ghererdini, isteri seorang pedagang bernama
Francesco de Giocondo. Nama Mona Lisa yang digunakan juga memiliki arti
Madam Lisa. Selain itu, ada beberapa wanita yang dikaitkan sebagai Mona
Lisa selain Lisa Ghererdini. Wanita-wanita yang turut dikaitkan sebagai
model Mona Lisa ialah Isabella of Aragon, Caterina Sforza dan Constanza
d’Avalos.
Seorang penulis, Serge Bramly, mengemukakan teori bahawa model
lukisan Mona Lisa adalah ibu Leonardo Da Vinci itu sendiri bernama
Caterina. Terdapat juga pengkaji seni yang mengatakan bahwa wajah Mona
Lisa yang dilukis Leonardo tanpa merujuk kepada siapapun, sebaliknya
berdasarkan kreativitas pelukis itu sendiri. Bagaimanapun juga, teori
yang paling mengejutkan dikemukakan oleh Dr. Lillian Schwartz dari Bell
Labs yang menyatakan bahwa Mona Lisa sebenarnya adalah wajah Leonardo Da
Vinci itu sendiri dalam versi wanita.
Fakta :
- Lukisan itu menjadi populer setelah dicuri dari Muzium Louvre pada
21 Agustus 1911. Seorang pekerja musium bernama Vincenzo Peruggia
akhirnya terbukti bersalah atas kasus tersebut. Lukisan itu ditemukan
dan dikembalikan kembali ke Museum Louvre dua tahun kemudian.
- Popularitas lukisan Mona Lisa dijadikan sebagai inspirasi karya
lagu lebih dari 10 kali, juga diangkat sebagai tema film dan berbagai
seni sastra lainnya.
- Nama ‘Mona Lisa’ diberikan kepada lukisan tersebut 31 tahun setelah
kematian Da Vinci. Selain Mona Lisa, judul lainnya adalah ‘La
Gioconda’.
- Terdapat beberapa perbedaan pendapat yag mengatakan bahawa Mona
Lisa membiarkan rambutnya terurai hingga ke bahu seperti terlihat dalam
lukisan. Namun hal itu disanggah dengan kenyataan bahwa seakan-akan
rambut itu sebenarnya adalah kain pelindung kepala dan hanya beberapa
helai rambut yang terlihat. Sebab perbuatan membiarkan rambut bebas
terurai di zaman Renaissance adalah ciri wanita muda yang tidak memiliki
sopan santun.
dari waktu ke waktu,lukisan monalisa ga pernah abis dicari pemecahan misterinya…
berbagai ahli mulai dari ahli syaraf, sejarah, forensik, sampai akustik
berlomba-lomba meneliti apa sih sebenernya yang ingin disampaikan Da
Vinci dalam lukisannya yang terkenal itu.
berikut ini rangkuman berbagai penelitian mengenai misteri Mona Lisa yang dilakukan berbagai ahli di dunia.
1. Senyum Mona Lisa ternyata hanya sebuah ilusi optis
seorang pakar neuroscientist dari universitas Harvard, Margaret
Livingstone, dalam Journal Science no. 17. yang mendapat dukungan dari
ahli sejarah kesenian zaman Renaissans dari universitas Columbia, James
Beck, mengungkapkan sebuah kajian ilmiah yang menyatakan
“bahwa senyuman memesona yang terkesan muncul selintas dengan
lamat-lamat pada wajah Monalisa tersebut terjadi akibat efek dari suatu
ilusi optik, senyuman itu dapat tertangkap mata justru pada saat
seseorang tidak tengah langsung memandang ke arah bibir Monalisa.”
Livingstone dalam penelitiannya menggunakan metoda kerja dengan
menscanning reproduksi lukisan Monalisa lalu menghilangkan seluruh image
bayang dan efek yang ada dalam area pandang peripheral, sehingga
lukisan tersebut hanya menyisakan image kontras dan beda warna seperti
yang lazim terlihat dalam area fovea atau area daerah pusat pada area
bidang pandang. proses tersebut mengakibatkan pandangan mata manusia
tidak dapat lagi menangkap adanya senyuman pada lukisan Monalisa. ketika
efek bayangan dimasukkan kembali pada lukisan, maka dengan segera
senyum itu muncul kembali.
2. Senyum itu hanya dapat terjadi bila Monalisa tidak memiliki Gigi!
sebuah riset yang dilakukan dari tahun 1997 hingga 2001 yang dipimpin
oleh Dr. Montague Merlic, ahli forensik asal Inggris, mengungkapkan
bahwa Monalisa tidak dapat menutup mulutnya dengan pas karena dia
mungkin telah kehilangan gigi-giginya. menurutnya, kendati tampak
seperti tersenyum, namun secara forensik, tidak seperti itu. Monalisa
cuma tidak bisa menutup mulutnya dengan benar.
mereka melakukan riset dengan menggunakan peralatan teknologi mutakhir,
yaitu komputer, pencitraan holografis dan tiga dimensi, sehingga dapat
diciptakan suatu simulasi susunan kerangka kepala monalisa yang dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang melalui layar komputer.
dari gambar 3 dimensi tersebut terlihat bahwa profil kiri dan kanan
kepala monalisa terdapat indikasi kuat adanya sesuatu yang tidak beres
pada mulut Monalisa. akhirnya disimpulkan sebuah keyakinan bahwa
ekspresi yang terlukis pada Monalisa hanya dapat terjadi bila tidak ada
gigi dalam rongga mulut Monalisa, dengan kata lain, Monalisa sebenarnya
ompong.hehe
3. Tidak ada maksud apa2, Da Vinci hanya melukis orang yang sebenarnya!
tahun 2004, pakar sejarah, Giuseppe Pallanti, mempelajari berbagai
arsip penduduk kota tempat Da Vinci menciptakan lukisan itu, yaitu kota
Firenze. Pallanti menelaah arsip yang sudah tersimpan berabad-abad,
mulai dari catatan pernikajan sampai akta-akta kepemilikan tanah milik
warga kota. Pallanti menghabiskan lebih dari 25 tahun untuk mengungkap
misteri lukisan Monalisa ini. ternyata wanita yang digambar Da Vinci
bukanlah tokoh fiktif, tetapi adalah orang yang sebenarnya!
bernama alsi Monalisa del Giocondo, hidup di kota Firenze pada tahun
1490-an. Monalisa lahir di Florence, Italia, Mei 1479, dengan nama Lisa
Gherardine. monalisa menikah dengan seorang pedagang kain sutra kaya
raya, Francesco del Giocondo, pada tahun 1495 yang merupakan rekan dari
ayah Da Vinci. hasil penyelidikan Pallanti menunjukkan bahwa Da Vinci
tinggal di kota kecil itu tahun 1501 hingga 1503.
4. senyum itu 83% kebahagiaan, 9% kekejian, 6% rasa takut, 2% rasa marah.
para ilmuwan dari universitas Amsterdam dan Universitas Illinois pada
tahun 2005 tidak mau ketinggalan untuk menganalisis senyum monalisa
menggunakan bantuan software komputer untuk mengungkap rahasia emosi
yang terkandung dalam lukisan monalisa. analisis diperoleh dari goresan
lipstik dan kerutan spitar mata yang menurut para ahli dapat
menggambarkan emosi dari seseorang. dalam “New Scientist” mereka
menyimpulan bahwa senyuman monalisa menyampaikan pesan bahwa senyum
tersebut mengandung 83% bahagia, 9% kekejian, 6% rasa takut, dan 2% rasa
marah.
5. Jika Monalisa bisa ngomong, apa yang akan diucapkannya?
ya?jika monalisa bisa ngomong, apa yang akan diucapkannya?
seorang ahli akustik Jepang, Dr. matsumi Suzuki tergelitik untuk meneliti sebenarnya apa yang diucapkan oleh Monalisa.
Matsumi Suzuki, yang biasanya memanfaatkan keahliannya untuk membongkar
berbagai kasus kejahatan, mengukur wajah dan tangan tokoh lukisan potret
abad ke-16 karya Leonardo da Vinci yang sangat terkenal itu. Sang ahli
memperkirakan tingginya dan menciptakan model tengkorak kepalanya.
“Begitu kami telah dapat membuat modelnya, kami dapat menciptakan suara
yang serupa sekali dengan orang yang bersangkutan,” kata Suzuki kepada
Reuters dalam wawancara di kantornya di Tokyo pada pekan lalu.
Suzuki telah mereka-reka cipta suara banyak orang terkenal yang amat
dekat dengan suara pemilik sesungguhnya dan telah banyak digunakan dalam
kegiatan sulih suara.
Peta setiap suara individual, yang dikenal sebagai cetak suara, unik
untuk setiap orang. Suzuki yakin telah mencapai tingkat akurasi 90
persen dalam menciptakan kualitas nada suara wanita yang senyumnya
membingungkan itu.
6. Monalisa sedang hamil.
pada tahun 2004, para ahli yang didatangkan National Geographic meneliti
lukisan itu secara langsung dengan teknologi yang mereka ungkapkan
sebagai “teknologi tercanggih dalam penelitian saat ini”. lukisan itu
dipotret, dscan,dan diamati dengan berbagai peralatan canggih.
hasilnya didapat fakta, bahwa pakaian monalisa, gestur tangan, dan
seluruh badan Monalisa menunjukkan bahwa ini adalah sebuah lukisan
wanita yang sedang hamil.